Friday 18 September 2015

Working with Autoimmune Diseases




Para pengidap penyakit Autoimun pasti pernah mengalami dilema ini; To work or not to work; kalau kerja pasti ada lelahnya, apalagi bekerja di Jakarta where you spend most of your time on the road and/or at office. On the other hand, pasien dengan penyakit Autoimun tidak boleh mengalami kelelahan dan stress karena hal ini bisa memicu penyakitnya untuk bergerak lebih agresif.

Bekerja bukanlah suatu hal yang berat buat saya (sound sooo wise, right? :p). Tetapi pagi hari adalah tantangan terberat saya. Penyakit saya membuat ritme, pola dan grafik tidur saya melambat. Untuk tidur "benar dan "nyenyak" perlu waktu lama begitu pula untuk bangun. Jadi, kalau saya ingin bisa tidur nyenyak mulai pukul 10 malam, saya sudah harus "mencoba" tidur mulai pukul 7 atau 8 malam. Di pagi hari, energi setelah tidur bukannya full malah sebaliknya. Seakan tidur membuat saya kehilangan banyak energi seperti berolahraga. Biasanya aksi balas dendam saya lakukan saat weekend tiba. Saya baru bangun tidur paling cepat pukul 09.00 atau 10.00 itupun karena suami sudah gelisah karena kelaparan menunggu istrinya bangun (he’s such a patient kind of guy and yes I know I am so lucky).

Dulu sekali sebelum tau bahwa saya memiliki penyakit ini, memang saya selalu “kekurangan” energy dan sering mengantuk. Ternyata rasa kantuk berlebihan adalah salah satu tanda dari penyakit yang saya derita. Saya paling gak kuat saat melihat kasur nganggur, sofa empuk, bantal-bantal fluffy dan teman-temannya yang lain. Nah, sebagai wanita pekerja yang jam kerjanya kantoran banget, hal ini menjadi salah satu tantangan yang besar bagi saya. Dokter pun sudah memberi pesan bahwa kalau saya mengantuk (entah dari mana dia tahu bahwa saya tukang ngantuk, never told her before) jangan ditahan. Usahakan mata terpejam 10-15 menit dan jangan dipaksa untuk terbuka untuk menghindari kelelahan berlebih. Alhasil, saya sering ngumpet di toilet kantor dan duduk di bilik untuk tidur sambil memasang alarm agar tidak kebablasan.

Oleh karena itu, bagi sesama penderita penyakit Autoimun memang harus tau batas-batas tubuh sendiri. Jika memang pekerjaannya terlalu berat baik secara fisik maupun emosional mungkin bisa mempertimbangkan pekerjaan yang tidak terlalu mengikat dan tidak berat secara fisik. Jika penyakit tetap tidak terkontrol, mungkin ada baiknya istirahat saja dulu di rumah dan tidak bekerja sama sekali lalu fokus dengan kesehatan kita agar bisa mencapai remisi. Bagaimana dengan saya? Saya masih galau sih…

xx
Nada Salma

No comments:

Post a Comment